Top
    bdk_semarang@kemenag.go.id
(024) 7460290 / 08-222-555-9177

Kerangka Pembelajaran Mendalam (The Deep Learning Framework): Membangun Kompetensi Global untuk Menghadapi Dunia yang Semakin Kompleks

Senin, 09 Desember 2024
Kategori: Artikel Ilmiah
215 kali dibaca

Deep learning dalam pendidikan memiliki perbedaan mendasar dibandingkan pembelajaran tradisional yang berfokus pada hafalan dan pengetahuan. Dalam bukunya, Deep Learning and Constructivism in Education, Fred D. Davis (2019) mendefinisikan deep learning sebagai proses pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, di mana siswa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki, menciptakan keterkaitan konseptual, dan mampu mengaplikasikannya dalam konteks nyata.

Menurut Paul Ramsden dalam Learning to Teach in Higher Education (1992), deep learning memungkinkan siswa untuk tidak hanya mengingat informasi, tetapi juga memahami dan mengaplikasikannya dalam berbagai konteks. Pembelajaran ini menuntut keterlibatan aktif siswa, di mana mereka belajar berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membangun keterkaitan antara teori dan praktik.

Michael Fullan dkk. (2018), menyatakan bahwa deep learning adalah sebuah kemitraan global yang bertujuan untuk:

  1. Mengubah peran guru menjadi fasilitator yang merancang pengalaman belajar yang membantu siswa mengembangkan kompetensi global melalui pemecahan masalah di dunia nyata.
  2. Mendukung sekolah, pemerintah, dan sistem pendidikan untuk mengubah cara praktik belajar serta cara mengukur pembelajaran secara autentik.

Deep learning juga mencakup proses penguasaan enam kompetensi global, yaitu: kreativitas (creativity), berpikir kritis (critical thinking), komunikasi (communication), karakter (character), kewarganegaraan (citizenship), dan kolaborasi (collaboration).

Kerangka Pembelajaran Mendalam (The Deep Learning Framework): Tujuan Baru untuk Pembelajaran Kompetensi Global

Deep Learning, menurut Michael Fullan, adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan membekali siswa dengan kompetensi global untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Untuk mencapai hal ini, diperlukan kerangka pembelajaran yang terdiri dari tiga elemen utama:


1. Lapisan Inti: 6 Kompetensi Global (6C)

      Kompetensi global ini adalah inti dari pembelajaran mendalam, mencakup:

  • Character (Karakter): Membangun tanggung jawab, empati, dan ketahanan.
  • Citizenship (Kewarganegaraan): Berkontribusi dalam komunitas lokal maupun global.
  • Collaboration (Kolaborasi): Bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
  • Communication (Komunikasi): Menyampaikan ide secara efektif dengan berbagai cara.
  • Creativity (Kreativitas): Berpikir inovatif untuk menyelesaikan masalah.
  • Critical Thinking (Berpikir Kritis): Menganalisis informasi untuk mengambil keputusan yang tepat.

2. Lingkaran Kedua: Praktik Pembelajaran

Untuk mendukung penguasaan 6C, diperlukan empat elemen utama dalam praktik pembelajaran:

  • Kemitraan Pembelajaran (Learning Partnerships): Kerja sama antara siswa, guru, orang tua, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
  • Lingkungan Belajar (Learning Environments): Ruang belajar yang mendorong keterlibatan aktif dan pembelajaran yang bermakna.
  • Pemanfaatan Teknologi Digital (Leveraging Digital): Menggunakan teknologi untuk memperkaya pengalaman belajar.
  • Praktik Pedagogis (Pedagogical Practices): Strategi pengajaran yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan siswa.

3. Lapisan Terluar: Kondisi Sistemik

Pembelajaran mendalam memerlukan dukungan dari sistem pendidikan yang lebih luas, meliputi:

  • Penyelidikan Kolaboratif (Collaborative Inquiry): Proses refleksi dan eksplorasi bersama antara semua pihak yang terlibat.
  • Kondisi Sekolah (School Conditions): Kebijakan dan budaya sekolah yang mendukung pembelajaran mendalam.
  • Kondisi Distrik (District Conditions): Dukungan dari tingkat distrik untuk memperkuat inisiatif pembelajaran.
  • Kondisi Sistemik (System Conditions): Pendekatan terpadu di semua tingkat sistem pendidikan untuk memastikan keberlanjutan pembelajaran mendalam.

Kesimpulan

Kerangka Pembelajaran Mendalam ini menggambarkan pendekatan yang menyeluruh, dimulai dari pengembangan kompetensi inti (6C), didukung oleh praktik pembelajaran yang inovatif, dan diperkuat oleh kondisi sistemik yang mendukung. Dengan penerapan kerangka ini, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif, sehingga siap menghadapi dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Davis, F. D. (2019). Deep learning and constructivism in education. New York, NY: Academic Press.

Fullan, M., Quinn, J., & McEachen, J. (2018). Deep learning: Engage the world change the world. Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

Ramsden, P. (1992). Learning to teach in higher education. London, UK: Routledge.

Penulis : Dr. Ratna Prilianti, S.Si, M.Pd - Widyaiswara Ahli Madya Balai Diklat Keagamaan Semarang

Editor : Muklasin, S.H.

Sumber :


Berita Terkait

Tidak ada berita terkait

Komentar (0)

Belum ada komentar

Tinggalkan Komentar

ARSIP