Top
   
(024) 7460290

PEMBUKAAN SERENTAK LATSAR CPNS TAHUN 2021 SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS TERBENTUKNYA ASN PROFESIONAL KEMENTERIAN AGAMA

Senin, 02 Agustus 2021
Kategori: Berita
668 kali dibaca

BDK KITA, Semarang – Bersama tiga belas Balai Diklat Keagamaan lain yang berada di bawah naungan Badan Litbang dan Diklat Kemeneterian Agama Republik Indonesia, hari ini, Senin, 2 Agustus 2021, Balai Diklat Keagamaan Semarang mengikuti kegiatan pembukaan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS tahun anggaran 2021. Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual tersebut dibuka oleh Tenaga Ahli Menteri Agama Bidang Penelitian, H. Hasanudin Ali. Pada kesempatan tersebut, hadir Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, seluruh Kepala Balai Diklat Keagamaan se-Indonesia, serta Pejabat Fungsional Widyaiswara pada Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

Rangkaian kegiatan yang diawali dengan mendengarkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan Kalam Ilahi oleh Maman Badrutamam tersebut berlangsung secara khidmad. Pada kesempatan tersebut, laporan penyelenggaraan kegiatan disampaikan oleh Kepala Bidang Program dan Penjaminan Mutu, yang sekaligus menjabat sebagai Plt. Kepala Bagian Tata Usaha Pusdiklat Tenaga Administrasi, H. Saipul Bahri. Dalam laporannya, H. Saipul Bahri menyampaikan bahwa dasar hukum penyelenggaraan Latsar CPNS Tahun 2021 meliputi Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Peraturan Meneteri Agama No. 19 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pelatihan SDM pada Kemenetrian Agama, dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS. Sehubungan dengan itu, disampaikan bahwa tujuan pelaksanaan Latsar CPNS adalah untuk membentuk PNS yang profesional dan berkarakter, yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya, sehingga pada saatnya diharapkan mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.

Lebih lanjut H. Saipul Bahri menyampaikan bahwa kegiatan Latsar yang diikuti oleh 5.179 orang CPNS Golongan II dan III di lingkup Kementerian Agama se-Indonesia tersebut dari segi pembiayaan sepenuhnya menggunakan DIPA Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Adapun pelaksanaan kegiatan dimulai dari tanggal 2 Agustus sampai dengan akhir Oktober 2021 menggunakan metode Blended Learning. Secara rinci, komposisi peserta Latsar CPNS tahun 2021 dilaporkan terdiri dari Jabatan Fungsional Administrasi sebanyak 1.707 orang, Jabatan Administrasi sebanyak 1379 orang, Jabatan Fungsional Dosen sebanyak 1.707 orang, Jabatan Fungsional Guru sebanyak 1.813 orang, Jabatan Fungsional Penghulu sebanyak 136 orang, dan Jabatan Fungsional Penyuluh sebanyak 144 orang. Sedangkan acara pembukaan, dilaksanakan dengan menggunakan media zoom meeting dan live streaming youtube Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

H. Saipul Bahri - Kepala Bidang Program dan Penjaminan Mutu Pusdiklat TA
(H. Saipul Bahri - Kepala Bidang Program dan Penjaminan Mutu Pusdiklat TA)

Selanjutnya, pada kesempatan yang sama, Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi, H. Akhmad Buchori, sekaligus mewakili Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI yang berhalangan hadir, mengajak kepada semua pihak untuk senantiasa bersyukur atas limpahan karunia berupa nikmat sehat di tengah duka pandemic Covid-19, sehingga dapat mengikuti kegiatan pembukaan Latsar CPNS, dengan harapan agar kegiatan dapat dilaksanakan secara maksimal, mendapatkan hasil yang optimal, dan seluruh penyelenggaraan kegiatan berjalan dengan mendapat bimbingan, tuntunan dan ridho Allah SWT.

Lebih lanjut disampaikan oleh Kepala Pusdiklat Akhmad Buchori, bahwa Latsar CPNS tahun 2021 merupakan penyelenggaraan Latsar pertama dengan menggunakan metode baru, yaitu metode Blended Learning. Pemilihan metode ini merupakan jawaban atas perkembangan situasi terkini, baik perkembangan teknologi maupun maraknya pandemic Covid-19. Latsar dengan metode baru tersebut tentunya menuntut kesiapan semua pihak secara maksimal. Melalui metode pembelajaran baru yang dipilih, diharapkan mampu mengubah karakteristik CPNS yang hadir dari dunia pendidikan pada berbagai tingkatan, agar memiliki kesamaan paham dan pemikiran, serta cara pandang terhadap kehidupan di lingkungan ASN. Untuk itu, diharapkan segenap panitia penyelenggara dan Widyaiswara yang bersentuhan langsung dengan peserta, benar-benar mempersiapkan segala sesuatu yang perlu dilaksanakan agar pembelajaran tetap dapat berjalan secara maksimal tanpa mengurangi kualitas dibanding pada saat dilaksanakan secara tatap muka klasikal.

Kepala Pusdiklat Akhmad Buchori juga mengingatkan, bahwa rekrutmen ASN yang dilakukan oleh Kementerian Agama telah dilaksanakan secara selektif dan profesional, sehingga dari segi kualifikasi, seluruh CPNS yang mengikuti Latsar adalah orang-orang terpilih yang telah memenuhi kualifikasi. Dengan demikian, untuk dapat membentuk karakter mereka sebagaimana yang diharapkan, peran para Widyaiswara dalam mentransfer berbagai pengetahuan dan keterampilan yang ada dalam modul-modul pembelajaran yang diterbitkan oleh Lembaga Administrasi Negara melalui Blended Learning, serta membentuk sikap dan cara pandang para CPNS yang akan memasuki dunia baru, kiranya menjadi tantangan yang sangat penting untuk dapat dijawab.

Latsar CPNS kiranya perlu dipahami sebagai suatu langkah strategis yang sangat penting dilakukan sebagai upaya membangun kompetensi CPNS secara profesional dan terintegrasi, sehingga pada saatnya, dengan bekal kompetensi kultural dan kompetensi bidang yang dimiliki, para CPNS dapat menjadi bagian dari agen dalam mewujudkan Visi dan Misi Kementerian Agama, yang pada akhirnya dapat melahirkan Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sebagai sebuah amanah yang harus dijunjung tinggi.

Mengingat bahwa target akhir dari pelaksanaan Latsar adalah merubah sikap dan cara pandang ASN agar memiliki wawasan kebangsaan yang paripurna, maka harus dipastikan pula agar seluruh CPNS dapat memiliki sikap yang moderat dalam beragama serta memandang bahwa kemajemukan yang ada di Indonesia hakikatnya adalah sebuah kekayaan yang lahir dari sejumlah perbedaan. Untuk itu, kegiatan evaluasi pasca pelatihan menjadi penting untuk dilaksanakan oleh para Widyaiswara dengan misi perbaikan kualitas layanan.

Pada akhir sambutannya, Kepala Pusdiklat menyampaikan pesan kepada seluruh peserta Latsar CPNS agar menjadikan diri mereka sebagai pribadi yang bertanggung jawab dan berani mengambil resiko terkait dengan pilihan yang mereka ambil, utamanya pilihan menjadi ASN yang berimplikasi terhadap ketaatan terhadap NKRI.


(H. Akhmad Buchori - Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi)

Selanjutnya, Tenaga Ahli Menteri Agama Bidang Penelitian, H. Hasanudin Ali, yang pada kesempatan tersebut mewakili Menteri Agama, dalam sambutan sekaligus arahannya menyampaikan sangat menyambut baik penyelenggaraan Latsar CPNS dengan secara virtual, karena hal ini memberi indikasi bahwa Kementerian Agama mampu adaptif terhadap pemanfaatan teknologi dalam menyelenggarakan pelatihan. Terkait hal tersebut, diharapkan perubahan metode yang digunakan tidak akan mengurangi makna dan kualitas kegiatan.

Disampaikan lebih lanjut oleh Tenaga Ahli Menteri, H. Hasanudin Ali, bahwa hakikat dari kegiatan pelatihan tidak hanya menyangkut transfer knowledge dan skill semata, namun juga menyangkut output pelatihan yang mampu menjamin terjadinya perubahan attitude peserta Latsar CPNS. Karenanya, terhadap para peserta Latsar diingatkan agar tidak hanya menjadikan materi yang diterima selama pelatihan sebatas termilikinya sejumlah pengetahuan/pemahaman saja, namun yang jauh lebih penting untuk dikedepankan adalah kemampuan mereka untuk meningkatkan kapabilitas/skill dalam rangka memasuki rumah besar Kementerian Agama, yang barang tentu harus disertai dengan perubahan attitude. Sebagai calon ASN Kementerian Agama, Tenaga Ahli Menteri, H. Hasanudin Ali juga mewanti-wanti agar seluruh peserta Latsar memiliki cara pandang dan sikap yang tepat terhadap konsep moderasi beragama sebagai salah satu program prioritas Kemeneterian, sehingga mereka diharapkan mampu mengambil peran dalam mengajak seluruh stake holder Kementerian Agaman untuk melaksanakan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kesempatan tersebut, Tenaga Ahli Menteri, H. Hasanudin Ali juga mengingatkan kepada penyelenggara Latsar dan para Widyaiswara, bahwa profil peserta Latsar CPNS seluruhnya adalah generasi millenial yang saat ini merupakan generasi mayoritas di Indonesia, sekaligus generasi bahan bakar utama menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045. Generasi yang ditandai dengan 3C ini memerlukan treatment yang tepat. 3C dimaksud meliputi creative (memiliki ide atau pemikiran yang seringkali out of the box serta berani menjadikan ide dan gagasan menjadi sebuah produk nyata), confidence (memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan ide dan gagasan serta tidak malu mengemukakan pendapat), dan connected (terhubung satu dengan yang lain secara nyata maupun dalam jejaring dunia maya melalui fasilitas teknologi). Untuk itu, yang harus dikedepankan dalam setiap proses fasilitasi terhadap mereka adalah selalu berpegang teguh pada jati diri bangsa Indonesia, nilai-nilai luhur bangsa, cara pandang bangsa yang utuh dan kokoh, agar tidak mudah tergeser digerus arus perkembangan jaman.

Di penghujung arahan yang disampaikan, Tenaga Ahli Menteri, H. Hasanudin Ali mengingatkan seluruh peserta Latsar CPNS bahwa sebagai generasi millenial, hendaknya mereka harus memiliki karakter millenial. Jangan sampai menjadi generasi yang hanya memiliki fisik millenial, namun karakter 3C tidak termiliki oleh mereka. Rakyat Indonesia telah menunggu dan mengharapkan pelayanan terbaik. Keberadaan ASN sejatinya adalah untuk melayani rakyat. Tujuan layanan Kementerian Agama adalah kepuasan masyarakat. Apabila publik puas terhadap layanan yang diberikan, maka capaian kinerja Kementerian Agama akan terukur dengan baik. Oleh karena itu, setiap aktivitas dalam menunaikan tugas hendaknya diniatkan untuk melayani masyarakat sehingga segala sesuatunya bernilai ibadah.

Penulis :

Editor :

Sumber :


Berita Terkait

ARSIP