Top
   
(024) 7460290

Mengapa Kemenag Penting Menerapkan Moderasi Beragama

Selasa, 07 Maret 2023
Kategori: Berita
4854 kali dibaca

BDK KITA, Semarang-- Mengapa Kemenag penting menerapkan moderasi beragama? Itu kalimat pertama disampaikan Dr. Wawan Kepala Pusat Kerukunan Umat beragama dihadapan peserta moderasi beragama yang diikuti para humas dan pengawas dari lingkup Kankemenag Kab/Kota se Prov. Jateng dan D.I Yogyakarta (7/3).

Lebih lanjut Kapus Wawan menyampaikan "Pentingnya Kemenag menerapkan moderadi beragama dikarenakan sering muncul konflik bernuansa agama yang berpotensi mengakibatkan pembelahan sosial sehingga mengakibatkan tindak kekerasan."jelas Wawan.

Salah satu penyebab dan pemicu konflik sosial bernuansa agama dan contohnya antara lain adanya regulasi yang diskriminatif,politik identitas. adanya misinformasi dan banyak lagi pemicu lainnya.

Sekarang yang menjadi tugas masing-masing adalah memperkuat esensi ajaran agama. "Esensi ajaran setiap agama adalah mengajak umatnya untuk memanusiakan manusia. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi manusia yang dilanggar hak-haknya, apalagi pelanggaraan itu dilakukan dengan mengatasnamakan agama."jelas Kapus.


Ada tiga alasan pentingnya memahami moderasi beragama. Pertama, sering muncul konflik sosial bernuansa agama. Kedua, adanya potensi yang mengakibatkan pembelahan sosial. Ketiga, adanya potensi yang mengakibatkan tindak kekerasan dan korban.

Dalam kesempatan ini Ia juga menegaskan, pemicu munculnya konflik lebih membahayakan persatuan bangsa. “Dari pemicu inilah akan memunculkan penyebab adanya konflik sosial,” tandasnya.

Kepala PKUB menyebut regulasi yang diskriminatif, politik identitas, pendirian rumah ibadah, bansos berlabel agama, disinformasi, indoktrinasi paham keagamaan turut andil sebagai pemicu munculnya konflik.

“Kembali ditegaskan, belajar agama harus jalan dua-duanya antara simbol dan esensi,” ucapnya. Namun harus lebih condong ke esensi atau substansinya bukan ke simbol agama. “Intinya, perlu digarisbawahi bahwa bukan agama yang perlu dimoderasi tetapi yang harus dimoderasi cara beragamanya,” Pungkasnya.

Penulis : Muklasin

Editor : Fandy Akhmad

Sumber :


Berita Terkait

ARSIP