Top
   
(024) 7472551

Kemajemukan Hendaknya Dikelola dan Dimanfaatkan Menjadi Kekuatan Untuk Membangun Indonesia dalam Konteks Kebangsaan

Jumat, 20 Mei 2022
Kategori: Berita
261 kali dibaca

BDK KITA, Semarang - Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis dan sekaligus Plt. Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Dr H. Imam Safe’i, M.Pd,  hadir dalam rangka penyampaian materi kebijakan pada pelatihan Kemajemukan Indonesia, Teknis Bela Negara, Penasehat Perkawinan dan Peserta Pelatihan Pondok Pesantren di Auditorium Balai Diklat Keagamaan Semarang hari ini, Jum`at 20 Mei 2022. Imam Safe’i menyampaikan isu pluralitas atau kemajemukan dan minoritas bukanlah hal baru di Indonesia. Hasil riset telah membuktikan bahwa perbedaan sekecil apapun dapat memicu konflik dan gerakan destruktif. “Namun yang lebih penting dari itu, kemajemukan hendaknya dikelola dan dimanfaatkan menjadi kekuatan untuk membangun Indonesia dalam konteks kebangsaan,” tambahnya.

Lebih lanjut Imam Safe'i menekankan bahwa kemajemukan merupakan identitas Indonesia, dan persoalan yang belakang ini muncul terkait perbedaan memang menjadi ujian bagi bangsa kita. Permasalahan pluralitas dan minoritas tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di tingkat global. “Contohnya saja retorika anti-muslim, di mana identitas politik berbasis agama menonjol dan membawa kemenangan bagi Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat,” kata Syafei. Kepada peserta tersebut Safe'i menyebutkan jika kemajemukan di Indonesia memang sudah disadari oleh para pendiri bangsa. “Kemajemukan ini sangat multidimensi, baik sosial budaya, agama, pilihan politik, bahkan fisik. Itulah kenapa Bhinneka Tunggal Ika diabadikan dalam simbol negara,” tuturnya.

Diakhir penyampaian materi Imam Safe’i menambahkan, di awal kemerdekaan, kemajemukan merupakan kekuatan. Ini harus dipertahankan. Kemajemukan juga bisa menjadi tsunami sosial jika tidak dikelola. "Untuk itu, kita perlu lebih meningkatkan keadilan, memberi keteladanan, kepekaan sosial, serta bertoleransi". Harapnya. [Mk]

Penulis :

Editor :

Sumber :


Berita Terkait

ARSIP