Top
   
(024) 7472551

Kepala Kankemenag Kab. Wonosobo : Kita Harus Menjadi Insan yang Moderat

Senin, 20 November 2023
Kategori: Berita
264 kali dibaca

(BDK KITA – Kab. Wonosobo) Pada minggu ketiga bulan November ini, Balai Diklat Keagamaan Semarang menyelenggarakan Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama Berbasis Rumah Ibadah (PMB-BRI) di 2 lokus, yakni di wilayah kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo dan Sleman. Pelatihan ini berlangsung selama 6 hari, dimulai tanggal 20 sampai dengan 25 November 2023. Kepesertaan berasal dari unsur ASN dan pengelola rumah ibadah, dengan jumlah peserta 30 orang pada setiap kelas pelatihan.

Kegiatan pelatihan PMB-BRI di wilayah Kab. Wonosobo berlangsung di Kampus 2 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Wonosobo. Pada upacara pembukaan pelatihan ini, mewakili pimpinan BDK Semarang, Drs. H. Bisri Mustofa, M.Pd.I., menyampaikan bahwa wilayah kab. Wonosobo salah satu lokus yang beruntung mendapatkan pelatihan PMB-BRI, dibanding wilayah lain yang belum mendapatkan alokasi pelatihan sejenis. (20/11/2023)

“Pada era orde baru, sekitar tahun 1980-an pemerintah mencetuskan Kerukunan Umat Beragama. Hal ini dilatarbelakangi munculnya keresahan-keresahan di tengah Masyarakat, akibat adanya kelompok-kelompok intoleran, kelompok ektrem yang memaksakan cara pandang keberagamaannya kepada orang lain. Bagi mereka orang yang berbeda dengan dirinya pasti salah, atau bahkan dianggap kafir, Maka Pemerintahan saat ini meneruskan kerukunan umat beragama dengan program Moderasi Beragama, agar kehidupan beragama menjadi moderat”, kata Bisri Mustofa.


Bisri Mustofa juga menyampaikan, bahwa saat ini moderasi beragama bukan hanya mandat pemerintah bagi Kementerian Agama. Terbitnya Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023 tentang penguatan moderasi beragama menjadi mandat bagi semua kementerian dan Lembaga, baik di pusat maupun di daerah, guna mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang moderat.

Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Wonosobo Dr. H. Panut, S.Pd., MM. saat menyampaikan pengarahan kepada peserta pelatihan mengatakan, “Pelatihan ini diselenggarakan oleh BDK Semarang, dalam rangka mendukung program pemerintah bahwa Tahun 2022 kemarin sebagai Tahun Toleransi, sementara tahun 2023 ditetapkan sebagai Tahun Kerukunan Umat Beragama.

“Untuk menuju rukun salah satunya, kita sebagai stakeholder dari kementerian agama di masyarakat sebagai garda terdepan, maka kita harus menjadi insan yang moderat. Hukumnya wajib ain menyebarkan pola pikir moderat. Semua agama mengajarkan bersatu, semua agama mengajarkan kerukunan”, kata H. Panut. Moderasi beragama sebagai sebuah keniscayaan di negara Indonesia yang majemuk baik agama, bahasa, ras dan suku budaya, tambahnya.

Di hadapan 30 peserta pelatihan, H. Panut berpesan agar nantinya alumni pelatihan PMB-BRI menjadi insan yang moderat ditengah masyarakat, dengan memegang teguh 4 indikator moderasi beragama, yakni pertama Berwawasan Kebangsaan yang luas dengan tetap pegang pada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-undang dasar 1945. Kedua mempunyai tingkat Toleransi yang tinggi, baik antar maupun intern umat beragama. Ketiga Anti Kekerasan, menolak segala bentuk kekerasan baik kekerasan fisik, verbal, attitude/perilaku. Keempat menghargai Kearifan lokal, sebab jauh sbelum manusia beragama manusia sudah memiliki peradaban atau budaya lokal,yang tidak bertentangan dengan agama.

Pada pelatihan ini PMB-BRI ini pembelajaran di fasilitatori oleh Drs. H. Bisri Mustofa, M.Pd.I dan Ida Fitri Dianingrum, MA. yang merupakan para widyaiswara BDK Semarang. Di samping itu peserta juga akan mendapatkan materi dari Narasumber dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian serta staf khusus Menteri Agama RI. (*)


Penulis : Nuruz Zaman Amsa | Kontributor Foto : M. Syahrul Alim

Editor : Tim Publikasi BDK Semarang

Sumber : Pelatihan Tenaga Tenaga Teknis Pendidikan dan keagamaan, Panitia PDWK dan Tim Publikasi Semarang


Berita Terkait

ARSIP