Top
    bdk_semarang@kemenag.go.id
(024) 7460290 / 08-222-555-9177

MENJAGA KESEIMBANGAN ANTARA HAK BERAGAMA DAN KOMITMEN KEBANGSAAN MENJADI TANTANGAN BAGI SETIAP WARGA NEGARA

Rabu, 12 April 2023
Kategori: Berita
1701 kali dibaca

BDK KITA, Kudus - Plt. Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag. menyampaikan Materi Sketsa Kehidupan Beragama di Indonesia pada Pelatihan Penguatan Moderasi Beragama yang diikuti 35 peserta terdiri dari para guru, penyuluh dan pelaksana pada Kantor Kementerian Agama Kab. Kudus yang diselenggarakan oleh BDK Semarang melalui zoom meeting (11/4).

Plt Sesban, Arskal menyampaikan “Indonesia adalah negara yang sangat akrab dalam beribadah, dan kebebasan beragama dijamin oleh negara, Indonesia adalah negara bermasyarakat religius dan majemuk, meskipun bukan negara agama, masyarakat lekat dengan kehidupan beragama dan kemerdekaan beragama dijamin oleh konstitusi. Maka menjaga keseimbangan antara hak beragama dan komitmen kebangsaan menjadi tantangan bagi setiap warga negara.” jelas Plt. Sesban tersebut.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa umat Islam yang ada di Indonesia mempunyai peran lebih bertanggungjawab terhadap kerukunan dalam beragama mengingat umat islam adalah sebagai pemeluk agama yang  menduduki 86,88 %. Maka kepada seluruh peserta setelah selesai mengikuti pelatihan  harus berperan sebagai  penggerak kerukunan umat beragama,” harap Sesban.


Lebih lanjut, Plt Sesban tersebut menyampaikan bahwa Indonesia di masa depan akan didominasi oleh tiga entitisas yaitu masyarakat urban, kelas menengah dan milenial. Oleh karena itu pemimpin Indonesia ke depan harus memahami perubahan 3 karakter penduduk di Indonesia.

Menurut Arskal ada 3 tantangan dalam penerapan moderasi beragama yang kita hadapi, pertama tantangan kemanusiaan yaitu berkembangngnya cara pandang, sikap dan praktik berlebihan yang mengesampingkan martabat kemanusiaan, selanjutnya  tantangan keagamaan yaitu berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik. Ketiga  tantangan kebangsaan yaitu dengan berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa  dalam bingkai NKRI,” tambahnya.

Sebelum mengakhiri materi, Arskal menutup dengan mengutip kata bijak dai Gus Dur “Tidak boleh ada pembedaan kepada setiap warga negara di Indonesia berdasarkan agama, bahasa ibu, kebudayaan serta ideologi,”  pungkasnya.

Penulis : Muklasin

Editor : Fandy Akhmad

Sumber :


Berita Terkait

ARSIP