Pada awal bulan desember ini BDK
Semarang kembali menyelenggarakan Pelatihan Di Wilayah Kerja (PDWK). PDWK yang
dilaksanakan mulai tanggal 4 sampai dengan 8 Desember ini berlangsung di
beberapa lokus Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di Wilayah Kantor
Wilayah Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah. Pelatihan tersebut adalah pelatihan
Manajemen Kemasjidan di kankemenag. Kabupaten Temanggung, Purworejo, Semarang
dan Kota Salatiga serta pelatihan Keluarga Sakinah di Kankemenag. Temanggung,
Purworejo dan Batang.
Pada upacara pembukaan PDWK Manajemen
Kemasjidan di Kankemenag. Kota Salatiga, tampak hadir Drs. H. Junaidi, M.Pd.
Widyaiswara BDK Semarang, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kankemenag. Kota
Salatiga H. Nurcholis, M.Pd.I serta Analis kepegawaian Mustaghfiroh, S.Ag., MH.
Junaidi dalam sambutan mewakili pimpinan BDK Semarang menyampaikan, “Tujuan pelatihan ini agar para pengelola masjid, yang didalamnya ada takmir masjid, Badan Kesejahteraan Masjid (BKM), termasuk juga penyuluh dan juga penghulu, agar ketika nantinya menertibkan manajemen yang ada di masjid, arahnya untuk lebih baik, tertib, teratur sehingga kegiatan-kegiatan masjid berjalan dengan baik”. (04/11/2023)
Junaidi menyampaikan bahwa secara
teknis pelaksanaan pembelajaran ini tidak hanya dilaksanakan secara klasikal
saja, tapi juga menggunakan aplikasi pembelajaran yang Bernama BDK Semarang
Learning Center (BLC). Seluruh peserta diwajibkan registrasi dan masuk kelas
online pada aplikasi BLC. Penyelenggara pelatihan telah menyiapkan semua materi
pelatihan manajemen kemasjidan pada aplikasi tersebut, sehingga peserta dipersilahkan
untuk mendownload dan mempelajari materi-materi tersebut.
Sementara itu Nurcholis, menyampaikan terimakasih
kepada BDK Semarang yang telah mempercayakan salah satu pelatihan Manajemen Kemasjidan
di wilayah Kankemenag Kota Salatiga. “Pada kantor kementerian agama itu justru
di bagian kemasjidan anggarannya tidak ada sama sekali, kegiatan-kegiatan tidak
teralokasikan anggaran. Sehingga kegiatan-kegiatan yang sifatnya pembinaan
kemasjidan seperti takmir, marbot dan lain sebagainya, kita lakukan sifatnya merger,
simbiosis mutualisme dengan pihak-pihak terkait yang juga berkepentingan
didalam mensukseskan atau meningkatkan kualitas manajemen kemasjidan, seperti
rekanan Bank atau Perusahaan tertentu yang menjadi mitra kankemenag Kota
Salatiga”.
Ketakmiran itu adalah orang-orang
pilihan, mereka yang memakmurkan masjid yang mempunyai kriteria seperti firman
Allah Swt. dalam Surat At-Taubah Ayat 18, yakni Beriman kepada Allah dan Hari akhir,
mendirikan sholat, membayar zakat dan tidak pernah takut (kepada siapapun) kecuali
hanya kepada Allah Swt. Modal awal adalah niat karena Allah Swt. untuk
memakmurkan masjid di sertai keikhlasan, kata Nurcholis saat memberikan arahan.
“Ada Empat kriteria dalam beramal,
termasuk dalam hal ini beramal menjadi takmir masjid. Pertama, berilmu sebelum
mengerjakan, kedua niat ketika mengerjakannya, ketiga sabar dalam beramal dalam
mengerjakannya dan keempat ikhlas menyerahkan amal kita kepada Allah Swt.
dengan keyakinan bahwa amal kita diterima. Melalui pelatihan ini, bagaimana
kita meletakkan fondasi wawasan keilmuan tentang manajemen kemasjidan bagi pengembangan
organisasi kita dilingkungan kemasjidan. Jadi sistem yang kita bangun, bukan
personifikasi yang kita lestarikan”, pesan Nurcholis mengakhiri Arahannya.
Peserta pelatihan Manajemen
Kemasjidan ini pembelajarannya materi inti ampu oleh 2 widyaiswara Utama BDK
Semarang yakni Drs. H. Junaidi, M.Pd. dan H. Gunawan, M.Pd. dan Kepala Kantor
kementerian agama Kota Salatiga Drs. H. Wiharso, MM. Kegiatan ini diikuti oleh
25 peserta yang terdiri dari para takmir Masjid, penyuluh dan staf Kantor
kementerian Agama Kota Salatiga (*)
Penulis : Nuruz Zaman Amsa | Kontributor Foto : Ghoni Nurrozak
Editor : Tim Publikasi BDK Semarang
Sumber : Pelatihan Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Panitia PDWK & Tim Publikasi