BDK KITA, Semarang - BDK Semarang selenggarkan PDWK perdana sebanyak 11 mata pelatihan, kegiatan tersebut akan berlangsung dari tanggal 24 - 29 Januari 2022. Pelatihan yang akan berlangsung selama 6 hari ini tersebut, antara lain adalah :
1. Manajemen Kemasjidan - Kankemenag Kab. Temanggung
2. Manajemen PONPES - Kankemenag Temanggung
3. Tematik RA - Kankemenag Kab. Grobogan
4. Teknis Bela Negara - Kankemenag Kab. Grobogan
5. Penyusunan SOP - Kankemenag Kab. Grobogan
6. Tematik MI - Kankemenag Kab. Sragen
7. TIK Guru PONPES - Kankemenag Kab. Demak
8. Manajemen Konflik - Kankemenag Kab. Bantul
9. Manajemen PONPES Kankemenag Kab. Sukoharjo
10.Tematik RA - Kankemenag Kota Surakarta
11. KTI - Kankemenag Kota Salatiga
Kepala BDK Semarang Drs. H. Anshori, pada saat ini berkesempatan untuk membuka Pelatihan Manajemen Kemasjidan dan Manajemen Pondok Pesantren dari Kankemenag Kab. Temanggung. Dalam laporan pembukaannya, Kepala BDK Semarang Drs. H. Anshori mengucapkan selamat kepada para peserta, dan selamat bertemu di majlis ilmu untuk bersama - sama belajar dalam mengelola masjid dan ponpes. Masjid dan Ponpes adalah hal yang baik, maka mengelolannya harus diurus dengan baik. Karena tidak sedikit sesuatu yg baik tetapi dikelola dengan cara yang tidak baik. Pelatihan Manajemen Kemasjidan dan Manajemen Ponpes ini merupakan program sinergitas yang menjadi program dari Kementerian Agama.
Sebelum mengakhiri sambutannya Anshori juga menginformasikan bahwa pada hari ini sedang berlangsung pembukaan di 7 lokus. Pada tahun anggaran 2022 ini, target total alumni pada semua jenis pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang sejumlah 6.030 alumni yang diselenggarakan dalam 186 angkatan. "Semoga dapat berjalan dengan lancar". pungkas Anshori.
Melanjutkan laporan dari Kepala Balai, Kepala Kankemenag Kab. Temanggung H. Ahmad Muhdzir mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya, telah menjadikan Kemenag Temanggung sebagai lokus perdana di tahun 2022. Lebih lanjut Ahmad Muhdzir menginformasikan saat ini di wilayah kerjanya ada 225 Ponpes sehingga pelatihan ini sangatlah dibutuhkan yang nantinya hasil dari pelatihan bisa disebarkan kepada para pengelola masjid dan Ponpes yang belum berkesempatan mengikuti pelatihan.
Ponpes merupakan lembaga tertua dan memberikn kontribusi kepada negara dan masjid sebagai pusat peradaban tidak hanya untuk kegiatan ibadah, tetapi untuk meningkatkan kesalehan masyarakat seperti yang digulirkan Gus Mentri, dengan istilah kemandirian pesantren. [Mk]
Penulis :
Editor :
Sumber :